Projek Pembuatan Profil Pelajar Pancasila "SUARA DEMOKRASI "
Sekolah Penggerak SMA N 1 Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu, salah satu SMA N di Kabupaten Pringsewu yang menerapkan sistim pendidikan kurikulum merdeka.
Dalam kegiatan Sekolah Penggerak SMA N 1 Sukoharjo Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menggelar diskusi Kritis dalam forum Suara Demokrasi, menghadirkan narasumber Mantan Ketua KPU Pringsewu Andreas Andoyo.S.Sos.M.T.I yang juga sebagai Dosen Institut Teknologi & Bisnis Bakti Nusantara (IBN) Lampung, Selasa, (30/8) di Aula terbuka SMA N 1 Sukoharjo.
Kepala SMA N 1 Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Jahara Siregar.M. Pd, pada sambutan pembukaan diskusi Kritis Suara Demokrasi, mengatakan, pada kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang disingkat dengan P5, kita menghadirkan nara sumber yang kompeten di bidangnya, dan punya pengalaman penyelenggaraan Pemilu maupun Pemilihan Kepala Daerah, dan juga sebagai akademisi dari Perguruan Tinggi IBN.
Materi yang akan diberikan dalam Suara Demokrasi ini diharapkan dapat menjadi masukan terkhusus pada kelas 10, sebagai dasar pengetahuan yang bersumber dari nara sumber di luar sekolah.
“Sesuai dengan Sub tema Suaraku Ekspresiku yang nantinya bisa berkontribusi dalam pemilu mendatang,” Tegas Jahara Siregar.
Waka Kesiswaan, Yasir Sipung.M.T.I, mengatakan,Sekolah Penggerak Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan Tema Suara Demokrasi sub tema Suaraku Ekspresiku, merupakan Program 2 minggu, dengan teori dan praktek simulasi pemilihan, baik pemilihan OSIS, RW, Desa, dengan metode bermain peran.
Kegiatan P5 ini diikuti oleh 271 Siswa yang merupakan kelas 10, terbagi 8 kelas.
“Semoga ini merupakan awal guna membuka wawasan siswa dalam pengamalan Pancasila terkhusus sila ke 4,” ujar Yasir Sipung. M.T.I.
Pada Forum Suara Demokrasi, Narasumber memaparkan materi tentang Apa itu Demokrasi, serta menyampaikan Pemilu merupakan sarana pergantian kepemimpinan di Negara Kesatuan Republik Indonesia, setiap lima tahun sekali, dengan menggunakan azas LUBER JURDIL.
Narasumber menggunakan metode interaktif dua arah, menggunakan lontaran-lontaran pertanyaan kritis seputar Demokrasi, para pesertapun antusias berpendapat ketika dari nara sumber melontarkan Doorprize bagi yang bisa berpendapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan.
Suasana makin seru menjelang akhir diskusi dimana masing-masing kelompok bermusyawarah menentukan yel-yel yang isinya seputar Demokrasi dan Pemilu.
Lontaran-lontaran kritispun muncul dari masing-masing kelompok, yang menyatakan sikap Tolak Politik Uang,
“Pilih Pemimpin yang berkualitas, No GOLPUT, Awas Rayuan Gombal, Jangan kau gadaikan nasib bangsa hanya dengan 50 ribu dan seplastik sembako, Mari Kita Wujudkan Pemilu yang Ber Integritas, Jujur hasilkan Pemimpin berkualitas,”ujar masing-masing kelompok.
Diakhir materi, narasumber menghimbau,
“Mari Kita Ambil Peran dalam pesta demokrasi yang akan di gelar 2024, siswa-siswi dalam pemilu nanti, yang belum memilih, minimal mengingatkan keluarga baik orang tua masing-masing, kakek, nenek, kakak paman dan saudara, jangan memilih hanya tergiur dengan uang dan sembako, tanpa melihat latar belakang calon, sekali lagi mari kita kampanyekan Pemilu Beritegritas jujur dan adil guna menghasilkan wakil rakyat dan pemimpin yang berkualitas,”tutup Andoyo.M.T.I.